11.21.2008

Kala Cinta Datang Menggoda


Author: Abu Aufa

"Jatuh cinta berjuta rasanya ...", begitu syair lagu ciptaan Titik Puspa. Konser Dewa, Atas Nama Cinta, dihadiri ribuan penggemar mereka. Album terakhir mereka pun, Cintailah Cinta pun terjual diatas 1 juta copy. Dan entah berapa banyak lagi lagu, kata, ungkapan, syair, puisi yang berbau cinta begitu mengharu biru dunia ini.

Hmm..perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak. Semua saran dan nasihat ditolak, bahkan nalar pun bisa terdepak oleh perasaan mabuk kepayang yang membikin rasa melayang-layang. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini. Gedubrak !!!

Apakah karena itu kita tak boleh mencintai dan dicintai? Uups...tentu saja boleh, karena cinta adalah pemberian Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup kita. Tak pernah merasakan jatuh cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta [QS Al Imran:14] Bahkan, cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk kelestarian ummat manusia.

Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta kok, bahkan Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah lho. Artinya, tingkatan mencintai sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada perbuatan yang melanggar syariat, nah...kore wa dame da!*

Hmm...cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, wuis...puitis banget! Nah, dalam Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:

  1. Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya
  2. Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya
  3. Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Lalu gimana dong, kalau cinta itu datang, menghampiri dan menggoda di luar pernikahan? Nah lho, puyeng deh kalo gini! Padahal cinta itu kan timbul memang dari sononya, muncul dari segi zat atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Normal aja kan, jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah, masa' sih dibilang jelek!

Menurut Imam Ibnu al-Jauzi, "Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela."

Waduh...gimana dong, lagi jatuh cinta nih! Problem...problem... mana masih kuliah, kerjaan belon ada, masih numpang ama orangtua, wah...nih cinta kok gak pengertian ya!

Kalem dong, jangan blingsatan begitu. Emangnya jatuh cinta masalah kamu aja, ya...gak lagi! Nabi Yusuf a.s. aja pernah jatuh cinta lho, bahkan kepada seseorang wanita yang telah menjadi istri seseorang. Eits...protes deh! Iya deh, kalau bukan cinta, paling gak, tertarik dan terpesona, boleh kan?

Buka deh surat Yusuf, romantika kisah beliau diceritakan dengan tuntas, awal, proses, konflik hingga klimaks dan ending-nya. Nah lho...Nabi aja bisa punya 'konflik' seperti itu, apalagi kamu, iya kan? Romantika cinta beliau bukan kacangan, atau pepesan kosong, namun apa yang dialami beliau bisa menjadi pelajaran buat kita bagaimana kalau cinta itu demen banget menggoda kita. Beliau sadar, dan mengerti betul bahwa itu terlarang, meski ada gejolak di hatinya [QS Yusuf: 24]

Namun... Kondisi di atas itu gak terjadi begitu aja lho, karena sebelumnya Nabi Yusuf a.s. pun telah berusaha untuk menolaknya saat wanita itu terus merayunya. Eh...nabi Yusuf pun dikejarnya, dan yang dikejar malah lari terbirit-birit, wuus...

Lantas apa dong pelajaran yang bisa kita ambil, saat cinta itu menggoda kita? Pelajarannya adalah:

  1. Setiap orang memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, perasaan ini manusiawi, fitrah sekaligus anugerah.
  2. Namun, gejolak itu harus diatur lho, kalau gak maka kita akan terperosok ke jurang kenistaan, karena diperbudak gejolak jiwanya. Lantas jadi merana deh, angan-angan melulu. Innan nafsa la ammaaratun bis-suu, sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu-nafsu yang diberi rahmat oleh Allah [QS Yusuf:53].
  3. Kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis, dan mengharapkan terbalaskan cintanya, maka saat itu ada sebagian dari akal dan logika yang hilang. Sekian banyak pertimbangan akal sehat yang dipunyai jadi ngadat, gak jalan! Gak percaya? Coba deh, ntar kalau kamu tambah dewasa, udah nikah, mungkin mikir, "Kok, dulu begitu ya?", "Kok, dulu gak mikir ya?", dan "kok-kok" yang lain.
  4. Dulu waktu ngejar-ngejar, wah...dimana-mana hanya terpampang wajah dia seorang, kekasih hati. Tidur gak nyenyak, makan pun terasa gak enak, bukan karena banyak nyamuk atau lauknya gak enak, dunia ini pun hanya untuk berdua, yang lain ngontrak, ck...ck...ck... Kalau gak ketemu, rasanya gimana gichuu. Dikejar setengah mati deh, pokoke mesti dapet! Tapi begitu udah dapat, lalu masuk dunia rumah tangga, gejolak itu bisa berganti dengan rutinitas dan bisa bosan. Itulah sifat manusia, karena itu bila mencintai seseorang, cintailah sewajarnya, siapa tahu ntar kamu benci padanya. Begitu juga sebaliknya, kalau benci, bencinya yang wajar aja deh, siapa tahu ntar malah jatuh cinta :)
  5. Ingat lho, gak semua yang kita inginkan itu harus terpenuhi, kalau gak mau dibilang egois. Tidak semua cita-cita itu harus terkabul, dan tidak pula semua gejolak harus dituruti. Di dunia ini ada banyak pilihan, kalau gak dapat yang satu, pilihan lain masih banyak kan? Siapa tahu malah lebih baik. Makanya buka mata lebar-lebar, masa' sih cuma ada dia aja di dunia ini, emang yang lain kemana bo!
  6. Tidak semua yang kita anggap baik itu baik, dan tidak semua yang dianggap indah itu indah. Segala sesuatu itu pasti ada cacat dan cela-nya. Saat jatuh cinta sih, wuah...indah buanget, tiada cacat dan cela. Padahal bisa aja kan, cacat dan cela itu jauh lebih banyak dari baik dan indahnya.
  7. Akhirnya, kalau kamu udah sampai pada puncak cinta, yaitu pernikahan, ingat deh kalo puncak masalah pernikahan itu bukanlah pada siapa yang akan jadi pasangan kita, tapi gimana agar kita bisa survive di dalamnya, siapapun pasangan kita.

Semoga membantu akhi wa ukhti, jangan lupakan Allah SWT kalau antum jatuh cinta ya. Jatuh cinta-lah karena Allah SWT, karena kasih sayangnya akan meluruh ke jiwa.

Wallahu a`lam bis-shawab.

------------------------------------------------

BILA AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amiin.

-----------------------------------------------------------

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa

Notes:
* in Japanese:
kore wa dame da = this is not good
aishite iru = love

Apa Kabar Cinta ??



Mencintai dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Cinta antara orang tua dan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik atau antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun tak luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya manusiawi.

Namun kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak, adik dan orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau bahkan lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki.

Saat kita menikah, kita telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama.
Artinya yang setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam mahligai rumah tangga. Idealnya, setelah menikah harusnya kualitas keimanan dan ibadah suami istri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah. Kalau dulu waktu masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa berjama'ah bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun malam untuk menjalankan sholat tahajud, setelah menikah ada suami atau istri yang akan membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya yang dulu biasa dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya ada yang berperan sebagai pengontrol atau pembimbing mungkin suami sebagai qowwam akan lebih berperan dalam membimbing istrinya dalam hal peningkatan kualitas ibadahnya. Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng atau mengkaji al qur'an dan hadist bareng.

Harapannya dengan menikah maka makin terbentang luas ladang amal bagi kita, sehingga istilah menggenapkan dien untuk pernikahan itu benar adanya.

Namun tak jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda membuat kita jauh atau bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat sebelum menikah sangat aktif dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat waktu, tilawah setiap abis sholat magrib, tahajud pun tidak ketinggalan dan bahkan puasa sunnah senin kamis pun masih rajin dilakukan. Namun keadaan menjadi terbalik setelah menikah, sholat jadi sering telat, puasa sunah sudah jarang dilakukan, tilawah hampir tidak pernah lagi apalagi bangun tengan malam untuk tahajud.

Semuanya dilakukan diluar kesadaran kita, karena cinta kita kepada mahkluk lebih besar dari pada Sang pencipta makhluk. Mungkin bagi seorang istri kesibukan seharian bekerja atau mengurus anak bisa dijadikan excuse untuk sholat tidak tepat waktu, untuk tidak tilawah dan meninggalkan tahajud. Toh mengurus anak, suami dan rumah tangga juga merupakan ibadah.
Begitu juga bagi suami, excuse kesibukannya dalam bekerja untuk memberi nafkah anak dan istri telah membuat dia lupa untuk sholat berjama'ah, tahajud, tilawah dan bahkan peran sebagai qowwam yang harusnya dia lakukan untuk membimbing keluarganya telah terlupakan.

Tak jarang pula yang beranggapan bahwa "hubungan" suami-istri, sudah cukup memberikan nilai ibadah bagi mereka. Dengan kata lain jika ada aktifitas ibadah yang lebih ringan untuk dikerjakan kenapa harus mencari yang berat atau susah untuk dilakukan seperti tahajud, tilawah atau sholat berjama'ah.

Gambaran diatas hanya sepenggal kisah dari kecintaan kita pada makhluk melalui ikatan pernikahan. Belum lagi kecintaan kita kepada anak setelah mereka kita lahirkan. Bisa jadi kita bisa lebih jauh lagi dari Sang pemilik cinta karena cinta kita kepada anak.

Saya ingat nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, "hati-hati jika mencintai makhluk, jangan sampai karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti makhluk yang kamu cintai itu bisa saja diambil dari kamu"

Jadi, bagaimanakah kabar cinta Anda hari ini???
Mudah-mudahan cinta yang kita miliki membuat kita semakin cinta kepada Sang pemilik cinta bukan malah sebaliknya.

Bunda Naila
http://bundanaila.blogspot.com

Jikalau kita...."



Bismillaahirrahmaanirrahiim

Jikalau kita lakukan sesuatu kar'na mengharap pujianorang, nama besar, ataupun kepopuleran, sahabatku..Yang didapat hanyalah lelah. Tenaga, fikiran ataumungkin juga uang terbuang percuma.. sementara waktuhidup tinggal sebentar, akhirnya kita pulang tinggalnama tanpa beroleh bekal sedikitpun.

Jikalau kita lakukan sesuatu kar'na mengharap uang,sungguh.., seberapa besarpun nilainya, ia tak akancukup membeli sepasang mata indahmu ataupunketentraman bathinmu.

Jikalau kita lakukan sesuatu demi seorang insan yangkita cintai, suatu saat ia akan pergi ataupunmeninggalkan kita, niscaya hampalah hidup ini, danmenyesallah jiwa ini.

Jika kita lakukan sesuatunya untuk mengharap dunia,yang kita dapat hanyalah dunia. Dan dunia akan musnah,musnah pulalah segalanya, oh.. alangkah sia-sianya,bukan?

Apakah kita mau seperti itu?..

Hidup ini memang berat, bayangkan saja, banyak sungguhwanita yang mau menjual harga dirinya, banyak sungguhmanusia yang menghalalkan segala cara untuk memperolehkeinginannya, maksiat meraja lela, musibah menderudera. Namun apakah karena sekeliling kita kotor makakita akan ikut-ikutan kotor?.. ikut-ikutan ke lembahnista?.. tidak bukan??

Biarlah mereka seperti itu jika mereka mau, janganpernah kita ikut-ikutan, malah kita harus mendo'akandan merangkul mereka ke jalan yang benar.� �Yach.. kita tak akan sanggup menghadapi dilema inijikalau tak berpegang teguh pada Al Qur'an dan sunnahRasul-Nya. Karena itu.. pupuklah keimananmu ituselalu, ibarat tanaman yang akarnya tumbuh kokohtertancap ke dalam tanah, semakin tinggi ia, semakinbanyak angin menerpa, namun tanaman tak pernah goyah.

Dan wahai para ibu.. rangkullah anak-anak kita,pendidikannya akan menentukan bagaimana arah masadepan bangsa ini selanjutnya. Dekaplah dia dengankasihmu, bimbing ia dengan cintamu, karena Allah..Dengan kekuatan cintamu dan do'a tak putus-putusnya,insya Allah kehinaan dunia ini akan mengangkat derajadanak-anak kita mulia di mata Tuhannya. Bertaqwalahdalam apapun dan bagaimanapun keadaan kita.

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Diaakan mengadakan baginya jalan keluar. (QS. Ath Thalaaq 65:2)

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiadadisangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawaqalkepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya. (QS. Ath Thalaaq 65:3)

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscayaAllah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.(QS. Ath Thalaaq 65:4)

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Diaakan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.(QS. Ath Thalaaq 65:5)

Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yangbertaqwa, pahala yang diberikan-Nya adalah syurga. Demi Allah, Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itutak pernah menyalahi janji-Nya.

Billaahi taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh

Ratna Dewi (wiwi-praty, Qolbu)

Fatimatuzzahra Azka Ghulwani

Fatimatuzzahra Azka Ghulwani
iiih anak ummi.... lucunya....